Perkembangan perfilman
Indonesia bisa dikatakan tidaklah seperti membalikkan telapak tangan dan bak
Aladin hanya sekali sentuh semua tergapai. Film di Indonesia pertama kali
diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di Batavia ( Jakarta ). Pada masa itu, film
disebut Gambar Idoep. Pertunjukkan film pertama digelar di Tanah Abang. Film
terkait adalah sebuah film dokumenter yang menggambarkan perjalanan Ratu dan
Raja Belanda di Den Haag. Pertunjukan pertama ini kurang sukses karena harga
karcisnya dianggap terlalu mahal sehingga pada 1 Januari 1901, harga karcis
dikurangi hingga 75% untuk merangsang minat penonton. Film cerita pertama kali
dikenal di Indonesia pada tahun 1905 yang diimpor dari Amerika. Film - film berubah
judul ke dalam bahasa Melayu. Film cerita impor cukup laku di Indonesia. Jumlah
penonton dan bioskop pun meningkat. Daya tarik tontonan baru demikian ternyata
mengagumkan.
Sabtu, Desember 07, 2013
Lebarkan Sayap, Siap Laju dalam Layar Lebar
Masihkah Negeri 17 Agustus 1945 Tergerus dalam Penjajahan Layaknya Masa Silam ?
Indonesia,
Negeri yang sejatinya merdeka tanggal 17 Agustus 1945 merupakan negeri yang
telah melalui carut marutnya beragam masa waktu untuk memerdekan bangsa dan
negeri dari pendudukan bukan bangsa pribumi. Diantaranya kebangkitan nasional,
G30SPKI, orde lama, orde baru, reformasi dan pasca reformasi. Dalam masa orde
baru memang pelaksanaan pembangunan ekonomi patut diakui dengan segudang
prestasi yang mana meningkatnya pula sarana dan prasarana fisik infrastruktur.
Namun, di sisi lain, tentunya setidaknya diimbangi dengan pembangunan mental
atau character building karena semakin maraknya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
atau KKN yang sudah menjadi budaya dan tradisi.
Usia Muda Tak Surutkan Semangat dalam Industri Perfilman
Perfilman ? Apa sih film ? Seringkali orang bertemu wicara dengan kata “ film “, tapi tahukah secara detail sejarah dan definisi kata terkait ? Lantas, bagaimanakah perkembangan industri perfilman hingga saat ini ?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua pengertian. Yang pertama, film adalah sebuah selaput tipis berbahan seluloid yang mana digunakan untuk menyimpan gambar negatif dari sebuah objek. Yang kedua, film diartikan sebagai lakon atau gambar hidup. Dalam konteks khusus, film diartikan sebagai lakon hidup atau gambar gerak yang biasanya juga disimpan dalam media seluloid tipis dalam bentuk gambar negatif atau juga bisa dalam media digital. Sejarah film tak bisa lepas dari sejarah fotografi dan peralatan pendukungnya seperti kamera. Kamera pertama di dunia ditemukan oleh seorang ilmuwan Muslim, Ibnu Haitham. Lalu dimulailah adanya perkembangan fulm dengan digunakannya alat kinetoskop temuan Thomas Alfa Edison yang pada masa itu digunakan oleh penonton individual. Film awal masih bisu dan tidak berwarna.
Memang perjalanan perkembangan film bisa dibilang cukup panjang hingga akhirnya menjadi seperti film di masa kini yang kaya akan efek dan sangat mudah didapatkan sebagai media hiburan. Peran serta aktif dan pasif industri perfilmanlah yang turut mendongkrak perkembangan popularitas suatu karya film sehingga tak heran bermunculan seabrek industri perfilman tanah air.
Salah satunya adalah Perseroan Terbuka ( PT ) Trilogi Media Sinema ( TMS™ ). PT. Trilogi Media Sinema dibentuk pada tahun 2012 oleh Findra Winardi, S.T. yang lebih dikenal luas dengan sapaan Cak_Edotz. Beliau mempunyai kerinduan untuk menyampaikan untaian kisah yang inspirasional, religius dan mengedepankan nilai moralitas pada masyarakat. Dari keinginan inilah, Trilogi Media Sinema / TMS™ terbentuk.
Proyek pertamanya adalah “Negeri Muara Langit” ( 2012 ), sebuah serial televisi untuk TVRI. Seiring dengan perkembangan, industri terkait juga telah bekerjasama dengan ANTV dalam pembuatan program Wisata Hati ANTV ( 2012 ) bersama Ustadz Yusuf Mansur, Spacetoon TV dalam pembuatan program Sahabat Qur'an ( 2012 ), TVRI dalam pembuatan program Para Penghafal Al Quran ( 2013 ) serta masih banyak lagi. Sejak didirikan telah diupayakan sebaik mungkin agar menjadi salah satu pemeran utama di dunia perfilman dan pertelevisian Indonesia. Cakupan dan pertumbuhan perusahaan bisa dikatakan bertumbuh pesat dengan portfolio lebih dari 10 judul program untuk televisi lokal maupun nasional dengan ratusan jam tayang program untuk televisi. Trilogi, yang mengandung 3 makna yang mana menggambarkan secara tepat visi dari perusahaan. Sebuah campuran sempurna antara nilai moral, seni dan dagang melalui medium film. Selayaknya telah disebutkan sebelumnya, kerinduan akan menyampaikan runtutan album kehidupan yang inspirasional, religius dan mengedepankan nilai moralitas pada masyarakat, merupakan fondasi utama perusahaan untuk mengembangkan sebuah serial televisi atau film layar lebar.
Sebuah kisah inspirasional bersifat subjektif dengan selera orang, namunperusahaan tersebut mengedepankan adanya kekhasan diantara yang lain dalam cara bercerita. Gaya cerita yang digambarkan sebagai kombinasi dari artistik dan komersil sebagai penarik perhatian untuk berbagai usia dan latar belakang. Eksklusif tetapi mudah dijangkau, menjadi kriteria untuk disaksikan khalayak luas. Proses pengerjaan dan promosi pun dikesankan tanpa intimidasi publik dan pemirsa dianggap sebagau mitra secara maksimum. Demikian ikrar PT. Trilogi Media Sinema untuk meneruskan kontribusi-kontribusi ke dalam industri perfilman Indonesia dengan selalu mencari dan memberi kesempatan bagi darah-darah baru, terobosan baru dalam presentasinya dan tentunya album kisah aktual yang inspirasional, religius dan mengedepankan nilai moralitas pada masyarakat.
Konseptualitas itulah disongsong oleh pemilik yang biasa disapa Cak_Edotz. Beliau sendiri sudah cukuplah lama berkecimpung dan berkarir selama sekiranya 10 tahun, dalam dunia industri perfilman dan pertelevisian dengan beragam ular tangga pengalaman hidup. Pria kelahiran 1 Mei yang mana pernah menduduki pendidikan di SMA Negeri 1 Talun kota Blitar angkatan 1993 dan Universitas Gajayana Malang pada Teknik Elektronika masih dibilang muda, namun semangatnya membara bak sang jago merah.
Presented by Ayu Yulia Yang
Selasa, Desember 03, 2013
Ngaku Muslim, Seharusnya Tidak Korupsi
Manusia memang
diciptakan hakikatnya selalu merasa tak puas dengan sesuatu yang sudah
dimiliki. Tidak menampik. Selalu merasa kekurangan. Berkecukupan tetapi seakan
masih dalam keterpurukan. Jabatan selalu menjadi hal yang mengagumkan. Munafik,
bila bertutur tidak dalam perkataan. Segala macam cara mencoba dilakukan.
Termasuk menjalankan beragam proyek menguntungkan.
Salah satunya
dari sekian banyak, proyek pembangunan negara, berciri khas pengajuan dana
hingga ratusan, milyaran bahkan trilyunan. Terlebih mendekati pemilihan umum.
Namun, tidak sebanding dengan hasil dinikmati masyarakat luas. Pusat Pelaporan
dan Analisis Transaksi Keuangan ( PPATK ) mengungkapkan bahwa transaksi
perbankan tunai yang mencurigakan meningkat 125 persen menjelang Pemilu 2014
maupun sejumlah pemilihan kepala daerah ( pilkada ). Temuan berdasarkan penelitian
yang dilakukan selama 2005 hingga 2012 lalu. Penelitian difokuskan terhadap
caleg atau calon kepala daerah yang namanya pernah dilaporkan memiliki
transaksi mencurigakan.
Ditambah, masih
menjadi perbincangan hangat bahwa akan adanya kebijakan pemerintah pusat mobil
murah yang berembel untuk rakyat. Hal demikian menjadi timbulnya pro kontra
dari beragam kalangan. Utamanya kalangan menengah ke bawah. Tentunya sudah
kerapkali tidak merasakan imbas yang beralasan dari, untuk dan oleh rakyat. Yang
dibutuhkan oleh masyarakat adalah transportasi yang nyaman, aman, dan murah.
Transportasi disediakan oleh pemerintah. Dengan demikian, persoalan polusi
udara maupun kemacetan lalu lintas dapat diminimalkan. Diprediksi kebijakan
mobil murah hanya akan membuat jalan-jalan di kota besar semakin padat merayap
sehingga sangat bertentangan dengan upaya pembenahan kemacetan di Jakarta. Apalagi
hadirnya mobil murah tersebut sebagai akibat pembebasan pajak PPnBM untuk
mobil. Mobil murah akan menyedot banyak BBM ( Bahan Bakar Minyak ) yang notabene
disubsidi oleh negara dan akan semakin membebani anggaran.
Belum lagi,
permasalahan yang prioritas pula dengan angka kecelakaan terus saja semakin
meningkat khususnya di lingkungan perkotaan besar. Lebih dari 27 ribu jiwa
melayang dan diatas angka 72 persen mayoritas pengguna sepeda motor. Kerugian
sosial akibat kecelakaan dan buruknya transportasi publik mencapai 217 triliun
pertahun.
Tanda tanya
besar kembali mencuat ke permukaan. Lagi – lagi anggaran kembali dikeluarkan. Pemerintah
memperbanyak mobil pribadi. Mobil dinas pun dipergunakan untuk kepentingan
pribadi. Sementara, bukti laporan keuangan dianggap jelas dan bahkan
mendapatkan penghargaan ketujuh kalinya sebagai Wajar Tanpa Pengecualian ( WTP
). Akan tetapi, dinilai tranparansi estimasi anggaran belum memenuhi kriteria
kerakyatan.
Kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme pun
berkepanjangan tanpa usai. Para koruptor menikmati fasilitas nan mewah laksana
istana di dalam penjara. Justru, rakyat dibebani dengan beragam melambungnya
harga berbagai kebutuhan dan menikmati kesengsaraan kemiskinan bukan
kesejahteraan. Tapi, sama saja, ketika menjadi rakyat kecil, berada di bawah,
seolah berpikir akan kesejahteraan dan perubahan. Namun, jikalau jabatan dalam
genggaman, memperkaya diri. Dibutakan oleh materi duniawi. Sebenarnya mengambil
hak orang lain, bagi yang beragama Islam sudah melanggar perintahNya. Telah
dituliskan dalam QS. Al Maidah ayat 38 bahwa “ Laki-laki
yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya ( sebaga i)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Secara tersirat, Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme diartikan mencuri karena merampas hak yang bukan miliknya. Baik secara
sembunyi – sembunyi ataupun terang – terangan.
Tak jarang pula,
masyarakat yang dikategorikan mampu, iri dan bahkan berebut hak warga miskin.
Mengumpulkan materi bukan haknya dengan penuh kebanggaan. Pamer dan riya akan
materi pribadi. Iri dapat dikatakan syirik karena sama saja tidak mempercayai
adanya Allah SWT. Syirik telah diriwayatkan dalam QS. An Nisa ayat 48 berisi “ Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa selain (
syirik ) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan
Allah, maka ia sungguh telah berbuat dosa yang besar. ” Sementara, kata
riya’ diambil dari kata ru’yah dan yang dimaksud adalah menampakkan amal sholeh
atau ibadah kepada orang - orang dengan tujuan agar mendapat pujian atau
dilihat manusia agar memuji pelakunya. Riya tidak disukai olehNya karena sudah
tertulis jelas dalam QS. Al Kahfi ayat 110 yaitu “ Katakanlah: “ Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti
kamu, yang diwahyukan kepadaku: “ Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan Yang Esa ”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya. ”
Mengaku generasi muslim tapi tak segan melakukan itu semua tanpa merasa
bersalah dan seolah dibenarkan perilakunya. Setiap hari menjalankan perintahNya
dan memahami isiNya namun tetap saja dijalankan. Sumpah serapah seakan hanya
menjadi permainan. Ngaku Muslim, Seharusnya Tidak Korupsi.
Presented by Ayu
Yulia Yang
Website resmi Nahdlatul Ulama, www.nu.or.id
Langganan:
Postingan (Atom)